30/09/10

Ketika Rasa Aman Terancam


3 Hari di kota ku terjadi konflik antar etnis,.. bukanlah perkara yang mudah untuk menghadapinya mengingat ini adalah hal pertama kali yang terjadi setelah desas desus yang panjang.

setelah pihak keamanan menyatakan siaga 1, banyak orang – orang yang pergi keluar kota karena merasa keamanannya sedang terancam, sedang yang berdatangan pun tak kurang banyaknya dengan tujuan membantu etnis yang sedang bertikai.

Malam itu, masih sangat awal rasanya ba’da sholat isya terpaksa masuk kamar Karena tak ada kegiatan yang di lakukan, kondisi tubuh yang kurang sehat membuat saya berpikir untuk istirahat lebih awal. Namun baru rasanya mata hendak terpejam tiba – tiba handphone saya berbunyi… seketika saya ambil handphone dan melihat nickname yang tertera. sebuah nama yang taka asing, sahabat lama,.. sahabat SMK dulu.. saya pun mengangkat dengan terlebih dulu menyapa salam,.. namun jawaban sedikit panik saya dengar,.. pertanyaan yang terus mencecar intinya bagaimana keadaan saya??

saya baik – baik saja, dan belum keluar rumah semenjak pagi karena dilarang katanya kondisi di luar tidak aman…jawab saya…

ia pun langsung mencecar saya dengan pertanyaan – pertanyaan lain,.. lihat di tv dari kamera cctv jalan, kerusuhan terjadi di daerah mu kan?? spontan saya terbangun.

dengar tidak suara tembakan??? mereka (salah satu etnis yang sedang bertikai ) melakukan sweping ke daerah mu kan??? saya kaget dan mengecilkan suara nasyid yang sengaja saya hidupkan tadi. bener ada suara tembakan, setelah menutup telp saya pun segera berlari keluar dan memberitahukan pada kakak dan kurang lebih 10 menit kemudian lampu mati dan terlihat api, ternyata sudah ada rumah yang di bakar tidak terlalu jauh dari daerah ku.

kemudian saya pun menelpon ibu yang memang berbeda rumah dari saya, ternyata di sana lebih mencekam karena jaraknya dengan kebakaran dan kerusuhan lebih dekat,.. ibu pun kaget, saya hanya bisa berdoa semoga jantung ibu tidak kumat di kondisi ini karena untuk pergi kerumah ibu saat itu sangat tidak mungkin.

Innalillah,..  diam, tak mengerti harus berbuat apa… stagnan…

telpon, sms dari teman – teman akhwat pun tak henti, inilah persaudaraan…

bahkan ada saudari yang sengaja mengirimkan saya pulsa, betapa pertolongan teramat dekat.. karena memang saya sedang membutuhkannya ketika menghubungi ibu terakhir pulsa saya habis, di no lain pun habis. sedang saat itu saya hanya bisa mengontrol ibu lewat telpon.

hingga pagi lampu mati, pagi itupun 2 etnis ricuh lagi,.. kembali kami tak berani membuka rumah walau kami bukan salah satu dari etnis yang sedang ribut namun kami tinggal di lingkungan yang heterogen.

saya pun mulai merasa pusing, karena semalam tidak bisa tidur.. adakah yang bisa tidur saat yang terdengar hanya suara tembakan???


tepat jam 9 pagi angkatan TNI datang kerumah warga untuk menyuruh mengungsi, tak ada pilihan lain selain mengungsi. karena ternyata akibat pembakaran semalam membuat kericuhan semakin panas. saya dan keluarga pun bersiap – siap, betapa air mata ini ingin tumpah, bukan saya tak sabar dengan musibah ini karena saya yakin konflik ini mungkin masih lebih baik dari konflik yang terjadi di luar sana terlebih lagi pada saudara kita di palestina, namun saya hanya kasihan pada intan (keponakan) yang baru berumur 1,5 tahun. wajah polosnya yang tidak mengerti apa – apa harus jadi korban akibat konflik.

intruksi nya adalah mengungsi di markas TNI dan Polri, namun Alhamdulillah kami dapat solusi lain, mengungsi dirumah keluarga yang dekat dengan markas TNI, daerah yang aman dari konflik.

kami pun bersiap – siap, tak banyak yang di bawa hanya beberapa lembar baju dan surat – surat penting lainnya, karena tak ada mobil yang boleh keluar kami pun pergi menggunakan motor namun di jalan kami di sweeping oleh etnis yang sedang konflik, ketika melihat laki – laki yang entah jumlahnya berapa, karena sangat banyak dan ada di 2 tempat yang berbeda, badan ini rasanya lemas..  mereka masing -  masing memegang parang, saya hanya menghentikan motor dan mereka memeriksa abang saya, mereka bertanya beberapa hal dan mungkin setelah yakin kami tidak terlibat merekapun mengijinkan kami lewat,..ah rasanya itu satu keadaan yang tak kan terlupakan. Namun Hari ini telah di nyatakan damai, dan keadaan semakin kondusif. pertikaian berakhir, semoga ini untuk selamanya.


0 komentar:

Posting Komentar