27/01/10

Untukmu Saudariku,....Uhibbukifillah......




Dimalam yang sepi ini, entah kenapa aku tak mampu untuk memejamkan mata,....aku selalu terpikir tentang sesuatu hal yang ingin ku sampaikan padamu duhai saudariku,....
Suatu hal yang menjadi beban perasaan ku hingga saat ini jika belum ku utarakan pada mu,...
Duhai Saudariku, ku takut esok ku tak mampu lagi menghirup segarnya udara pagi,... ku takut engkau tak pernah akan tau bagaimana rasa ini untukmu... rasa yang ku tak tau kapan hadirnya....
tapi tumbuh subur dalam jiwaku,..



Rasa yang tidak ada sebelumnnya, dan hanya ku peruntukkan untuk teman-teman yang menjadikan ku jahiliyah dan entah kenapa...Kini...perasaan ku pada mereka hilang tak tersisa setelah aku mengenalmu,... mengenal akan Ad Dien darimu,...

Jika Esok ku tiada semoga aku tak menyesal karena setidaknya beban berat ini telah aku tunaikan,...

Aku menyayangimu walau aku mungkin tak mengenalmu, tak pernah melihat wajahmu, tak pernah mendengar suaramu, tapi hatiku terpaut padamu...

dan di antara kalian, Telah aku bersua dengan mu dan itu menambah kecintaan ku padamu...

Tahukah engkau Saudariku, aku tak tau hingga saat ini apakah ibadah ku cukup jika suatu saat aku kembali padaNya....

Apakah Shalat ku sudah Khusyuk, aku pun tak tau,...
Apakah Sedekah ku sudah seperti Aisyah ra.... Aku yakin Belum....
Apakah Semangat dakwah ku seperti Fatimah ra,.. Belum....
Apakah Sabar ku seperti al-khansa yang rela di tinggal syahid anaknya,... Sungguh Belum....

Tapi aku yakin, Aku mencintaimu karena Allah.....
Kini,.. Perasaan ini kuat untukmu, Perasaan Rindu yang tak bertepi,...
sayang yang tak berpenghujung,..
seperti air dalam telaga yang tak berubah warna walau ada lumut di sekitarnya,...
seperti air dalam telaga yang tak akan berubah rasa walau sekarung garam di taburi di dalamnya,...

Seperti Berlian dalam Istana yang terjaga rapat dan tak mudah di hancurkan....
Seperti Singgasana para Raja yang kokoh....
dan Seperti Cermin yang menampakkan apa di hadapnya....

Satu Harapan saudariku, Semoga kita dipertemukan dalam majelis yang lebih baik,... Di Syurganya Allah

Duhai Saudariku, Bukankah Sunnah untuk mengutarakan rasa cinta pada saudaranya???
Untuk itu duhai Saudariku, Uhibbukifillah.....

26/01/10

Antara Gelas dan Telaga..




Tulisan ini ku peruntukkan pd seorang wanita mantan guruku, tiba2 aku teringat tulisan yg pernah diberikanx pada qu.. Qu ingn berkata betapa hr ini aku merindukanx..

Suatu hari ada seorang anak muda yang sedang diliputi berbagai macam masalah yg menyessakan dada, dan membuat kacau hatinya lalu oleh seorang teman ia disaranx untuk menemui kakek tua yg ada dipinggiran kota..
Setelah berhari2, akhirx ia menemukan juga kakek yg dimksud..
ketika dsana ia mencritakan masalahnya, lalu si kakek memotong pmbicaraanx dan memberikanx segelas air yg terlebih dahulu dimsukkan sesendok garam, lalu si pemuda itu binggung tp ia tetap meminumnya dan ia muntahi..
Lalu si kakek itu tersenyum padanya, dan pemuda itu pun tak berkata apa-apa..

Si kakek mengajak pemuda itu brjalan2 d hutan yg tak terlalu jauh dr rumahnya, sembari mdengarkan pemuda yg trus mceritakan msalahx yg sdang brtumpuk, seolah-olah ia lah orang yg paling bnyak msalahnya.. Kemudian di tengah hutan mereka menemukan telaga air yg begitu luas, lantas si pemuda itu langsung saja mendekati dan meminum air trsebut, si kakek mengiringi..

Setelah puas meminum air dari telaga trsebut, si kakek brtanya pd pemuda tadi,
Bagaimana rasanya ank muda?
pemuda itu menjawab,.. segar kek.. Menghilangkan dahaga ku..
Lalu si kakek bertanya lagi,..
Bagaimana dengan rasa air dirumah tadi?
Sangat berbeda, air itu asin dan aku muntah karenanya..jawab pemuda itu..
Lalu si kakek mengajak pemuda itu duduk di pinggir telaga dan berkata pada anak muda itu..
Nak''...Hati itu seperti wadah yang dapat kau bentuk, jika kau bentuk seperti gelas.. 1 sendok garam saja akan mampu mengubah rasanya.. Tapi jika kau bentuk seluas telaga ini.. Jangan kan 1 sendok garam, 1 karung garam pun tak akan mampu mengubah rasanya..



Semoga bisa memetik hikmah


Aku Tak Pantas disebut Aktifis…..


Awalnya aku adalah seorang aktifis di sebuah organisasi keislaman, aku sangat menyukai keberadaan ku disana dan teman-teman ku juga begitu…

Aku selalu punya begitu banyak kegiatan dari baksos hingga mengisi sebuah kajian remaja di sekolah-sekolah dikota ku…

Sebagian orang menganggap remeh apa yang aku lakukan karena mereka mengukur nya dari materi, ya ketika kita mengukur semua hal dari materi maka tak akan ada yang berarti…

Aku menepis tiap sindiran padaku, mulai dari guru SMK hingga para dosen ku, dan bahkan keluarga ku… terkadang jika sakit ku kambuh, … mereka berkata, Itulah terlau sibuk….Zaman ini sudah modern jadi ga mungkin kau mampu mebuat para wanita yang muslim itu menggunakan jilbab…poadahal aku hanya butuh obat bukan sindiran,…tapi diam itu lebih baik daripada berdebat tak akan ada habisnya…pikirku…

Aku menjalani hari-hari ku dengan bahagia, siapa yang bisa menilai kebahagiaan dengan materi jika kita berkumpul dengan saudari seiman…kebahagiaan yang tak dapat diungkapkan dan tak kan kudapat jika aku berpisah dari mereka,..

Satu pekan terkadang aku udah punya jadwal kegiatan, bahkan pernah aku teringat karena mengurus sebuah kegiatan aku dan sahabatku harus makan mie rebus di sekretariat karena tak sempat untuk pulang makan,.. perlu diketahui di daerah ku makan mie itu di identikkan dengan anak kost, anak kost yg lambat dapat kiriman maksudku…

Kebahagian itu berlalu hingga kurang lebih 3 tahun, keakraban ku dengan pengurus lain teramat dekat, bahkan insting kami udah menyatu,…terkadang kami bahagia jika kegiatan yang kami panitiakan berjalan sukses tapi tak jarang juga kami meneteskan air mata jika apa yuang kami lakukan di anggap salah oleh sebagian orang…

Itulah liku-liku perjalanan tak selamanya mulus, tapi tak jarang juga harus mengorbankan perasaan bahkan tetesan air mata menjadi wujudnya betapa terkadang hati teriris penuh luka…

Ketika pagi tiba aku dah siap dengan setumpuk kegiatan yang harus di urus, kata teman itulah pekerjaan aktifis dakwah,.. tak akan pernah berhenti hingga kaki kita menapaki jannahNya….

Tapi karena Satu kesalahan aku harus mundur atau lebih tepatnya dikeluarkan dari Organisasi itu, aku merasa hancur seketika tapi kuyakin masalah tak akan lebih besar dari kesabaran yang ku-punya…

Aku jalani hari-hariku yang baru, tanpa kegiatan yang berarti,… sembari terus berharap masalah cepat selesai dan aku akan kembali, aku mencoba untuk kembali tapi belum saatnya jawab mereka, aku berusaha memperkuat diriku, memotifasi diriku sendiri …tapi berjauhan dengan saudari itu lebih menyulitkan daripada menjelaskan masalah sebenarnya…

Aku sering menangis jika ingat kebersamaan itu, aku sedih dan ingin ada kesempatan lagi untuk ku merasakan kebahagiaan itu…tapi hingga kini semua itu hanya harapan yang tak ada wujudnya,….mulailah aku merasa futur, walau sudah ku mencoba untuk tetap menyapa mereka lewat telephone tapi tetap tak sama ketika berada di antara mereka…

Saat ini ketika bangun dari tidurku, aku mulai mersa kesal karna tak tau hal apa yang kulakukan hari ini, sementara bagiku organisasi adalah kehidupan ku…dan kini aku bukan bagian dari mereka lagi, aku menjadi seorang muslim yang tak mengerti untuk apa waktu ini kugunakan,… aku lalai bahkan teramat lalai dan aku mersa futur…diri ini tak lagi mampu bekerja untuk dakwah tapi hanya bermalas-malasan saja,.. bahkan aku mulai menyukai sinetron-sinetron di Tv… Ya Allah jangan biarkan aku seperti ini,…
Untuk itu aku tak pantas disebut atifis lagi…..


Engkau di hatiku selamanya....


Goresan ini ku persembahkan untuk mu, duhai saudari ku..

Beberapa waktu lalu ku harus melepas kepergian mu, pergi untuk menjalankan tugas mu sebagai istri.. Tapi tak sempat ku perlihatkan tulisan ini pada mu.. Duhai saudari ku..
Saudari ku fillah.. Tahukah engkau betapa aku mencintaimu, betapa aku menyayangimu.. Bahkan aku tak punya kata yang sangat tepat untuk megambarkan perasaan ku padamu..
Duhai saudari ku.. Empat tahun yang lalu aku sangat jahil ketika mengenal mu, sebagai ketua osis ku harus ikut kegiatan daurah di organisasi mu karena sekolah ku di undang..
ingatkah waktu aku sangat takut akan jubah mu.. Waktu kau menegur ku karena aku terpaksa sujud sahwi karena merasa tak konsen saat kau imami shalat kita, aku tak konsen karena melihat beberapa gerakan mu yang berbeda dengan ku, dimana aku sangat kesal saat kau menjelaskan tidak perlu sujud sahwi, dan dipikiran ku saat itu, kau adalah orang yang sesat dalam beragama..
Tapi mungkin kita memang berjodoh, setelah shalat ashar aku hampir dihukum saat game daurah karena terlambat tapi kau membelaku.. Walaupun aku kesal tapi aku cukup senang karena aku tak jadi dihukum..
Dan ternyata setelah game, dirimu lah pembawa materi, dipikiran ku saat itu orang yang sesat sedang membawa materi, tapi seketika aku bingung waktu di curiculum vitae disebut S.Sos dibelakang nama mu, bagaimana mungkin orang terpelajar seperti mu bisa ikut organisasi sesat ini..
Dan aku semakin bingung waktu melihat mu membawakan materi, aku takjub dengan data-data akurat mu tentang kristenisasi.. Selesai materi kita berpisah tapi tahukah engkau saudari ku, aku dilanda kebigungan, apakah benar orang secerdas dirimu mengajarkan kesesatan pada ku, tapi untuk apa.. Hingga aku menangis.. Akhirx aku berpikir mungkin kau tidak sesat tapi aku yang terlalu awam..dan beberapa hari kemudian kita komunikasi lewat sms, ku tau betapa lembut nya drimu.. Akhirnya aku jadi mutarabbimu..
Aku merasa mendapat perhatian dirimu, seiring waktu kita tidak hanya sebatas guru dan murid melainkan engkau menjadi sahabat ku.. Aku merasa bersyukur dan aku menyayangimu..
Seiring berjalannya waktu, aku harus pindah liqo tapi kau tetap menjaga komunikasi kita, dan ku melihat dirimu sangat bersedih waktu aku menderita sakit..
Ketika 2 hari ku tak menyapa mu, kau justru menghubungi ku padahal siapa aku..
Kita menjalani hari-hari kita dengan persaudaraan yang begitu indah.. Saling mendukung dan menguatkan.. Hingga suat saat aku dijauhi karena kesalahan ku, tapi kau orang pertama mentabayyun ku.. Disaat fitnah menyapa ku, kau orang pertama yang mengklarifikasi dan membela ku dari orang-orang yang mencari kesalahan ku..kau selalu bisa melihat sisi kebaikan dan kebenaran walau disaat sempit.. Kau orang pertama yang tetap menggangap ku saudari disaat orang-orang mengacuhkan dan menganggap ku hina.. Hingga kini kau harus pergi, tahukah engkau betapa aku bersedih.. Engkau memeluk ku, menenangkan qu.. Ittaqillah, itu kata-kata terakhir mu..
Saudari ku, engkau harus tau bahwa aku mecintaimu dengan kekurangan dan kelebihan mu,..
Saudari qu, persaudaraan yang kita bangun di atas ukhuwah islamiyah akan slamax membekas dihati ku selama kita tetap dalam koridorNya..
Dia yang menghadirkan rasa cinta dhati-hati kita, untuk itu akan ku mohon padaNYA untuk selalu menjaga mu dimana pun keberadaan mu..
Saudari ku, aku tak mampu menulis lebih banyak lagi karena aku tak punya kata-kata yang pas untuk mengutarakan kecintaan ku, tapi ketahuilah saudari ku,..
Kau akan selamanya di hati ku..