16/05/10

"Marah"



Marah,….satu kata yang saya yakin hampir setiap orang pernah mengalaminya tapi yang bijak mengelolanya hanya sedikit saja dan teramat sedikit,…..

Seolah – olah marah adalah alternative utama saat menemui sebuah kesalahan yang dilakukan orang lain tanpa berpikir untuk mentabayyun atau mengecek ulang benar atau tidaknya kesalahan tersebut… dan manusia manakah yang lepas dari suatu kesalahan….???

Saya heran kepada orang – orang yang teramat gampang marah terhadap orang lain padahal orang tersebut keluarga, teman atau bahkan sahabat,….



Tidakkah kita berpikir terlebih dahulu sebelum mengumbar kemarahan, tidakkah kita khawatir menyakiti perasaan orang lain yang tidak lain keluarga dan kerabat terdekat kita,…

Tidak khawatirkah diri kita meyakiti perasaan nya?
Tidak khawatirkah diri kita jika ia tidak ridho atas perbuatan kita??
Haruskah marah dilampiaskan???


Padahal Rasulullah telah berpesan pada kita,….
“ Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya”. (HR. Bukhari dan Muslim)’

Lalu kenapa yang terjadi adalah teramat mudah bagi kita marah dahulu baru sadar akan perbuatan itu tidak baik,….
Tidak mampu menahan amarah ketika meihat sesuatu yang kita anggap salah padahal menahan amarah itu meiliki keutamaan….

Al Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Anas Al Jubair , bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa yang mampu menahan marahnya padahal dia mampu menyalurkannya, maka Allah menyeru pada hari kiamat dari atas khalayak makhluk sampai disuruh memilih bidadari mana yang mereka mau”. (HR. Ahmad dengan sanad hasan)

Tidakkah kita lihat betapa mulianya menahan amarah,…??
Lalu kenapa kita tak pernah belajar untuk menahannya…………………..???

Sedikit sekali kita yang mampu menahan marah, itu terjadi karena kepicikan kita terhadap orang lain, sekiranya keadaan itu dibalik,… orang lain yang senang marah terhadap kesalahan kita maka tentu saja kita tak rela diperlakukan demikian lantas kenapa kita melakukannya pada orang lain apalgi jika ia adalah saudara kita,….

Tidak sedikit air mata yang harus tumpah karena sakit yang di derita saudari kita karena kita yang teramat mudah marah padanya,… marah bukan saja saat kita dengan lantang menggumbarnya tapi marah adalah saat kita juga menampakkan rasa tidak suka kepadanya walau dengan diam yang berarti kita tidak menegurnya,…

Pikirlah terlebih dahulu, benarkah itu sebuah kesalahan atau hanya diri kita yang teramat mudah berburuk sangka,….

Hanya karena terlambat dari jam janjian yang telah di tentukan, serta merta kita langsung marah diam dan tidak menegur saudari kita atau bahkan memarahiya dengan nada yang berteriak kasar…. Atau bahkan pula menyinggung – nyinggung nya dengan sinis,…..
Tanpa menyiapkan 1000 prasangka baik terlebih dahulu,….
Bisa jadi keterlambatan itu karena ia terjebak macet di jalanan, karena ia mengalami musibah sebelumnya atau bahkan karena ia baru saja selamat dari kecelakaan maut sehingga membuat nya terlambat untuk datang,….
Tapi kita sudah terlanjur marah padanya,… terlanjur berburuk sangka,…..


“Jika kita tak mampu menyenangkan hati saudari kita maka janganlah membuatnya bersedih “

0 komentar:

Posting Komentar